Maafkan Aku Wahai Ibu...

Maafkan Aku, Ibu……

Ibu tercinta…

Hati Aku terasa terombang-ambing oleh rasa bersalah yang tak bertepian. Gelombang dan arus perasaan berdosa membuat Aku terpuruk dalam pusaran sesal disertai kisaran-kisaran angin kesedihan. Jiwa Aku bagi remuk redam. Bagaimana tidak demikian perasaan Aku? Sementara di hadapan Aku termaktub (tertulis) sebuah rangkaian sabda nabi Muhammad yang membuat Aku tergetar kencang.
Rasulullah bersabda di dalam hadits Abu Hurairah riwayat Muslim,

عن أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ» ، قِيلَ: مَنْ؟ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ»
.
“Celakalah dia! Celakalah dia! Celakalah dia!”.Ada sahabat yang bertanya,”Siapakah yang Anda maksudkan,wahai Rasulullah?”.Beliau menjelaskan,”Seseorang yang masih berkesempatan untuk menemui kedua orangtuanya ketika telah lanjut usia,atau salah seorang dari mereka,akan tetapi hal itu tidak menyebabkan dirinya masuk ke dalam surga”. (HR.Muslim).


Astaghfirullahal adziim!
Semoga Aku tidak termasuk dalam golongan manusia yang disebutkan dengan kejelekan oleh Rasulullah di dalam hadits di atas. Aku bertekad untuk masuk surga dengan menjadi anak yang berbakti selagi kesempatan masih tersisa. Nabi Muhammad secara khusus menerangkan bakti anak kepada orangtuanya pada saat telah lanjut usia karena umumnya semakin bertambah lanjut usia orangtua maka akan semakin berkurang pula perhatian seorang anak untuk mereka.
Ibu sayang…

Aku membayangkan betapa susah dan sulitnya hari-hari Ibu saat mengandung dalam masa sembilan bulan lebih. Begitu terasa… Aku belum bisa membalas perjuangan Ibu walaupun hanya setitik. Tak terbayangkan bagaimana pengorbanan Ibu tatkala mempertaruhkan nyawa demi melahirkan Aku di dunia fana ini… 

Sungguh luar biasa pengorbananmu, Ibu...!

Aku tidak mampu membayangkan kesabaran dan ketabahan Ibu selama dua tahun untuk menggendong dan menyusui Aku. Setiap saat… setiap waktu… Aku selalu merepotkan Ibu dengan tangisan dan rengekan. Malam-malam itu… Ibu pasti terusik oleh tangisan Aku yang memecah kesunyian malam. Belum lagi sepanjang siang yang membuat Ibu tak mampu tenang beristirahat karena kenakalan Aku. 

Ibu memang sungguh-sungguh orang hebat..!

Maha Benar Allah dalam firman-Nya :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. "(QS. Luqman:14).

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Lukman:15)


Ibu tercinta…

Maafkanlah Aku … yang terlambat untuk merasakan keindahan dan keluhuran ajaran-ajaran Islam. Selama ini Aku menganggap Ibu hanyalah seperti orang lain yang biasa-biasa saja di mata Aku. Telah berapa banyak petuah-petuah dari Ibu yang Aku abaikan begitu saja. Bahkan tidak jarang Aku ditegur Allah karena tidak mengindahkan petuah-petuah Ibu. Sekali lagi, maafkanlah Aku …

Duhai alangkah indahnya Allah berfirman di dalam kedua ayat di atas! Demi Allah, tidak ada ajaran hidup yang lebih sempurna dibandingkan Islam! Sungguh tidak ada ajaran hidup yang lebih lengkap dan lebih sempurna bila dibandingkan Islam! Islam benar-benar sempurna di dalam mengatur tata kehidupan manusia. Dan semua ajaran Islam akan berujung dengan ketentraman jiwa dan ketenangan hati bagi siapa saja yang merealisasikannya secara jujur di dalam hidupnya.

Ibu sayang…

Seringkali perintah berbakti kepada orangtua diletakkan di urutan kedua setelah perintah untuk taat kepada Allah Rabbul ‘Alamin. Bukankah kenyataan ini menjadi bukti bahwa Islam sangat menghormati dan memuliakan hak-hak orangtua? Ayat-ayat di atas pun disebutkan Allah setelah ayat sebelumnya yang berisi perintah kepada seluruh hamba untuk beribadah secara murni kepada Nya dan tidak mempersekutukan Nya dalam kubangan syirik.

Subhaanallah ! Oleh sebab itu, maafkanlah Aku yang terlambat menyadari hal ini…

Suatu waktu (hadits Abu Hurairah riwayat Bukhari dan Muslim), seorang sahabat datang menemui nabi Muhammad untuk bertanya :

”Wahai Rasulullah,siapakah gerangan orang yang paling berhak untuk mendapatkan perlakuan baik dariku?”
“Ibumu!”, dengan tegas nabi Muhammad menerangkan. Sahabat itu bertanya untuk yang kedua kalinya, ”Lalu setelah itu,siapakah gerangan?”
“Ibumu!”, nabi Muhammad mengulang jawaban yang sama. Kali yang ketiga sahabat itu bertanya, ”Lalu setelah itu siapa lagi?”
“Ibumu!”, tetap dengan jawaban yang sama Rasulullah menjawab pertanyaan ketiga. Terakhir kali sahabat itu bertanya, ”Kemudian siapakah berikutnya?”
“Ayahmu!”, demikian nabi Muhammad menjawab.

Masya Allah! Indah sekali Islam yang memerintahkan setiap anak untuk berbakti kepada orangtuanya terkhusus ibu.

Ibu tercinta…

Aku pernah mendengar sebuah hadits yang berbunyi demikian,
الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ


 “Surga itu di bawah telapak kaki ibu

Hal ini memang luar biasa! Akan tetapi berikutnya Aku pun mengetahui bahwa hadits di atas adalah hadits yang dipalsukan atas nama nabi Muhammad. Beberapa ulama memang menyebutkan riwayat di atas lengkap dengan sanadnya, akan tetapi setelah diperiksa dan diteliti oleh seorang ahli hadits masa kini bernama Syaikh Al Albani (Silsilah Dha’ifah 593) ternyata hadits tersebut palsu. Allahul musta’an…

Meskipun demikian, hadits yang ternyata palsu di atas sama sekali tidak mengurangi rasa bakti Aku kepada Ibu. Toh hadits Abu Hurairah sebelumnya sudahlah cukup sebagai motivasi bagi Aku untuk berbakti kepada Ibu. Apalagi Allah di dalam kedua ayat surat Luqman di atas menyebutkan kelebihan-kelebihan seorang ibu dibandingkan ayah. Hal ini tentu tidak dapat diingkari meskipun oleh sang ayah sendiri,sebab sang ayah pun terlahir dari seorang ibu.
Ibu sayang…

Aku ingin sekali meneladani para ulama Salaf di masa lalu yang benar-benar menjadi contoh hidup di dalam berbakti kepada ibunya.

Aku ingin mencontoh Manshur bin Al Mu’tamir yang menyisir rambut ibunya untuk membersihkan kutu kemudian merapikannya kembali.

Aku ingin meniru Al Imam Abu Hanifah yang selalu mengajak serta ibunya untuk menghadiri majlis-majlis ilmu karena khawatir jika ibunya menginginkan sesuatu beliau tidak dapat memenuhinya bila ditinggalkan.

Aku ingin menyamai Muhammad bin Al Munkadir yang lebih memilih untuk memangku kedua telapak kaki ibunya semalam suntuk dibandingkan menegakkan qiyamulail.

Aku ingin meneladani Kahmas bin Al Hasan yang berusaha membunuh seekor kalajengking. Namun kalajengking itu bergerak cepat sehingga bisa bersembunyi di dalam sebuah lubang. Kahmas pun memasukkan tangannya ke dalam lubang tersebut yang mengakibatkan tangannya disengat oleh kalajengking. Saat Kahmas ditanya,
”Kenapa Anda nekat melakukan hal ini?”
 “Aku khawatir jika kalajengking ini keluar dari liangnya ia akan menyengat ibuku!”, jawab Kahmas.

Subhaanallah !

Aku sangat ingin mencontoh Muhammad bin Sirin yang dianggap oleh orang sedang mengalami sakit jika berbicara dengan ibunya. Anggapan ini muncul karena Muhammad bin Sirin berbicara dengan lembut dan penuh sopan kepada ibunya, mirip orang yang sedang jatuh sakit.

Ibu sayang…

Rasa-rasanya Aku ingin mencium kening Ibu di tiap pagi dan petang lalu bertanya, ”Perintah apa yang harus Aku lakukan hari ini untuk Ibu? Aku ingin membahagiakan hati Ibu semampu bisa Aku lakukan. Berbicara dengan kelembutan dan kasih sayang. Semua Aku lakukan dengan harapan Allah memudahkan Aku masuk ke dalam surga-Nya.

Seorang ulama bernama Iyas bin Mu’awiyah terlihat menangis tersedu-sedu ketika ibunya wafat. Ada seseorang bertanya :

”Kenapa Anda menangis?” Iyas pun menjawab, ”Sebelum ini, ada dua pintu surga yang selalu terbuka untukku. Namun kini salah satunya telah tertutup”.
Maafkan Aku Wahai Ibu...
Alhamdullillah, Ya Allah…

Engkau masih berkenan melimpahkan rahmat dan hidayah-Mu untuk hamba-Mu yang penuh dosa ini. 

Engkau telah menyadarkan hamba-Mu dengan mengenalkan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah tentang perintah berbakti kepada orang tuanya. 

Engkau telah memberikan kesempatan kepada hamba-Mu untuk berusaha memasuki surga yang Engkau janjikan dengan keberadaan orangtuaku. Entah tidak mampu hamba membayangkan tentang orang-orang itu! Betapa merugi dan menyesalnya mereka kelak. Orang-orang itu adalah mereka yang terbiasa membentak, memaki bahkan menganiaya orangtuanya sendiri. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang tega membunuh orangtuanya hanya karena berselisih pendapat. Atau ada juga di antara mereka yang berharap besar agar orangtuanya segera meninggal dunia saja agar harta warisannya segera berpindah tangan ke mereka. Na’udzu billah min dzalik…

Entah tidak mampu hamba membayangkan tentang orang-orang itu! Betapa merugi dan menyesalnya mereka kelak.
Orang-orang itu yang telah membicarakan rencana ke depan, ”Di Panti Jompo manakah orangtua kita akan dititipkan?” Mereka yang menganggap orangtua sebagai ‘beban’ yang menyulitkan saja. Mereka yang tidak senang jika melihat orangtuanya datang berkunjung ke rumahnya. Mereka yang tidak bersabar ketika orangtuanya telah mulai pikun dan linglung. Mereka yang jauh dari nilai-nilai Islam sehingga tidak mengerti bagaimanakah seorang anak mesti berbakti.

Mereka tidak sadar bahwa esok hari anak-anak mereka pun akan memperlakukan mereka sama dengan perlakuan mereka kepada orangtuanya !

Ibu tercinta…

Setelah mencoba meresapi makna tiap-tiap kata dari kedua ayat surat Luqman di atas, Aku semakin yakin akan keindahan dan keluhuran ajaran Islam. Betapa tidak! Jangankan dalam urusan duniawi yang hina dan rendah ini, Islam tetap juga memerintahkan agar setiap anak berbakti dan berbuat baik kepada orangtuanya walaupun berbeda agama berlainan keyakinan.

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik."(QS.Lukman:15)


Luar biasa ajaran Islam !

Asma’ bintu Abi Bakar (riwayat Bukhari Muslim) menceritakan tentang kedatangan ibunya ke kota Madinah semasa gencatan senjata antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Saat itu ibunya masih dalam keadaan musyrik. Asma’ pun bertanya kepada Rasulullah :

“Wahai Rasulullah, ibuku datang menemuiku dengan penuh harap, bolehkah saya berhubungan dengannya?” Nabi Muhammad pun bersabda :

    نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ
 “Tentu boleh. Jalinlah hubungan dengan ibumu”


Ibu tercinta…

Sesungguhnya yang membuat Aku tercenung dan termenung adalah status perintah dari Allah di dalam kedua ayat di dalam surat Luqman di atas. Ternyata kedua ayat di atas disebut Allah sebagai wasiat. Artinya pada hari kiamat nanti Aku dan seluruh anak yang pernah hadir di alam dunai ini harus siap ditanya dan bertanggung jawab, ”Apakah kita telah benar-benar berbakti kepada orangtua?”

Semoga Allah mudahkan segala urusan kita dan diselamatkan dari adzab api neraka. aamiin...

*Disari dari berbagai Sumber


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar