Setelah
membaca status salah satu teman di media sosial, sempat penasaran apa betul
penulisan gelar pada baliho beberapa caleg bahkan hampir semuanya salah.
Untuk
menjawab penasaran itu, coba mencari di internet tentang penulisan gelar yang
baik dan benar menurut EYD, akhirnya ketemu juga tulisan yang diharapkan. Untuk
memperkuat apa benar penulisan gelar para caleg di baliho itu salah, tadi
sepulang dari tempat kerja, satu-satu baliho yang terpasang di pinggir jalan
saya amati, hasilnya dari sekian baliho terpasang dapat dipastikan 100%
penulisan gelar para caleg salah. Kebanyakan kesalahan terdapat pada penempatan
tanda titik, misalnya :
Hasbullah
Jaini, SE (salah)
Hasbullah Jaini, S.E. (benar)
Hasbullah Jaini, S.E. (benar)
Hasbullah
Jaini, SH, MM (salah)
Hasbullah
Jaini, S.H., M.M. (benar)
Untuk
lebih memahami bagaimana penulisan gelar yang baik dan benar sesuai dengan EYD,
silahkan simak tulisan berikut :
Penulis
: Dr. Warsiman, M.Pd.
Kendati
hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar
yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi
juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan
aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang
singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf,
baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk
lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan
(EYD), penulisan gelar juga secaraintens disinggung, bahkan
disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih
saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang,
marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak
lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika
dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori
singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis
benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang
gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan
diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P”
ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil
dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf
kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P”
yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”.
Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan
contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain
halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai
bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum,
sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar
tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang
merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun
terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan
tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di
belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi
ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua
huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian
dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut
ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar
Sarjana
S.Ag.
(Sarjana Agama)
S.Si.
(Sarjana Sains)
S.Psi.
(Sarjana Psikologi)
S.Hum.
(Sarjana Humaniora)
S.Kom.
(Sarjana Komputer)
S.Sn.
(Sarjana Seni)
S.Pt.
(Sarjana Peternakan)
S.Ked.
(Sarjana Kedokteran)
S.Th.I.
(Sarjana Theologi Islam)
S.Kes.
(Sarjana Kesehatan)
S.Sos.
(Sarjana Sosial)
S.Kar.
(Sarjana Karawitan)
S.Fhil.
(Sarjana Fhilsafat)
S.T.
(Sarjana Teknik)
S.P.
(Sarjana Pertanian)
S.S.
(Sarjana Sastra)
S.H.
(Sarjana Hukum)
S.E.
(Sarjana Ekonomi)
S.Th.K.
(Sarjana Theologi
Kristen)
S.I.P.
(Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M.
(Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I.
(Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I.
(Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I.
(Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I.
(Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar
Magister
M.Pd.
(Magister Pendidikan)
M.Si.
(Magister Sains)
M.Psi.
(Magister Psikologi)
M.Hum.
(Magister Humaniora)
M.Kom.
(Magister Komputer)
M.Sn.
(Magister Seni)
M.T.
(Magister Teknik)
M.H.
(Magister Hukum)
M.M.
(Magister Manajemen)
M.Kes.
(Magister Kesehatan)
M.P.
(Magister Pertanian)
M.Fhil.
(Magister Fhilsafat)
M.E.
(Magister Ekonomi)
M.H.I.
(Magister Hukum Islam)
M.Fil.I.
(Magister Filsafat Islam)
M.E.I.
(Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I.
(Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K.
(Sarjana Theologi Kristen)
Gelar
Sarjana Muda Luar Negeri
B.A.
(Bechelor of Arts)
B.Sc.
(Bechelor of Science)
B.Ag.
(Bechelor of Agriculture)
B.E.
(Bechelor of Education)
B.D.
(Bechleor of Divinity)
B.Litt.
(Bechelor of Literature)
B.M.
(Bechelor of Medicine)
B.Arch.
(Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar
Master Luar Negeri
M.A.
(Master of Arts)
M.Sc.
(Master of Science)
M.Ed.
(Master of Education)
M.Litt.
(Master of Literature)
M.Lib.
(Master of Library)
M.Arch.
(Master of Architecture)
M.Mus.
(Master of Music)
M.Nurs.
(Master of Nursing)
M.Th.
(Master of Theology)
M.Eng.
(Master of Engineering)
M.B.A.
(Master of Business Administration)
M.F.
(Master of Forestry)
M.F.A.
(Master of Fine Arts)
M.R.E.
(Master of Religious Ediucation)
M.S.
(Mater of Science)
M.P.H.
(Master of Public Health), dsb.
Gelar
Doktor Dalam Negeri
Penulisan
gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh
kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk
dapat menemukan jawabannya.
Penulisan
gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena
huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar
doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang
gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan
huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain
itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma.
Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program
diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut.
Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai
berikut :
Program
diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program
diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program
diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program
diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir
ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu,
cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan
profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya
keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes.,
ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata
disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya,
banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang
tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya,
sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian
pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak
diantara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan
gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang
nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri,
penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang
benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata
per kata pada penulisan gelar dalam negeri.
Sebagai misal, gelar doctor of
philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan
huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai
bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan
dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar
sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan
beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan
contoh penulisannya :
Ph.D.
(Doctor of Philosophy); =>
Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D.
(Doctor of Education); =>
Sigit Sugito,
Ed.D.
Sc.D.
(Doctor of Science); =>
Sigit
Sugito, Sc.D.
Th.D.
(Doctor of Theology); =>
Sigit
Sugito, Th.D.
Pharm.D.
(Doctor of Pharmacy); =>
Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H.
(Doctor of Public Health); =>
Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S.
(Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D.
(Doctor of Dental Medicince); =>
Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D.
(Doctor of Science of Jurisprudence). =>
Sigit
Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan
lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama
penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar.
Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku
sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang
benar.
Tenik
penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang
gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang
benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,)
kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang
benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan
seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh
penulisan gelar ganda di bawah ini :
Endra
Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra
Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra
Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika
penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di
belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula
beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama
penyandang gelar.
Imam
Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam
Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam
Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan
gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok
(kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika
gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian
satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang
posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak
ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini :
Ditulis
Benar
Ditulis
Salah
Juga Ditulis Salah
Hadi
Mulya, S.Pd.
HADI MULYA, S.PD.
HADI MULYA, S.Pd.
Hadi
Mulya, S.Ag.
HADI MULYA, S.AG. HADI
MULYA, S.Ag.
Hadi
Mulya, S.Pt.
HADI
MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di
dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok
(kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok
(kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu,
penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis
menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah.
Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar